MATERI KETIGA [3]
1.FIBER OPTIK
kabel fiber optik: pengertian,karakteristik, fungsi, jenis, komponen kelebihan & kekurangan serta contohnya – kabel serat optik adalah salah satu jenis media transmisi unguided yang memiliki bandwidth serta frekuensi yang paling besar. oleh karena itu, kabel ini sering digunakan untuk keperluan komersial yang memerlukan akses data cepat contohnya seperti pada server komputer dan internet. selengkapnya, mari kita bahas.
pengertian kabel Fiber optik
apa itu kabel fiber optik? kabel fiber optik adalah sebuah kabel yang terdiri dari sekumpulan serat yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan dilapisi dengan pelindung.
kabel ini sering digunakan sebagai media transmisi data antar benua karena kecepatannya yang sangat tinggi. kenapa kecepatannya bisa lebih tinggi dibanding media transmisi lainnya?
itu karena kabel ini menggunakan cahaya sebagai media pengiriman datanya, berbeda dengan media transmisi lainnya yang biasanya menggunakan listrik atau gelombang elektromagnetik.
serat-serat yang berada di dalam kabel ini memiliki diameter yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari diameter sehelai rambut, yaitu sekitar 120 mikrometer.
Cara kerja Kabel Fiber optik
sebelum data dikirim menggunakan kabel fiber optik, data tersebut akan di konversi ke dalam bentuk cahaya dan ditembakan ke dalam serat-serat kaca yang berada di dalam kabel ini.
cahaya tersebut akan memantul ke dinding kabel berulang kali hingga sampai pada tujuan.sesampainya di tujuan, cahaya tersebut akan dikonversi kembali menjadi bentuk digital sehingga dapat terbaca oleh komputer.
Istilah cloud computing makin sering kita dengar, khususnya di era transformasi digital seperti saat ini.
Apalagi, banyak dari layanan berbasis digital yang kita gunakan sehari-hari yang faktanya ada peran cloud computing di dalamnya. Lantas, apa itu cloud computing?
Cloud computing adalah sebuah layanan yang memungkinkan pelanggan/pengguna memperoleh sumber daya IT (Informasi Teknologi)—seperti server (peladen), storage (penyimpanan), databases (basis data), networking (jaringan), software (perangkat lunak), analytics (analitik), dan intelligence (intelijen)—melalui internet.
Dalam istilah sederhana, cloud computing berarti menyimpan dan mengakses data atau program melalui internet, bukan melalui hard drive di komputer/laptop Anda.
Ensiklopedia PCMag mendefinisikan cloud computing secara ringkas sebagai "layanan hardware (perangkat keras) dan perangkat lunak dari penyedia di internet”.
Nah, contoh penggunaan cloud yang paling dekat dengan kita adalah layanan e-mail. Jika Anda berlangganan e-mail berbasis web, seperti Gmail atau Yahoo!Mail, itu artinya Anda telah menggunakan layanan cloud computing.
Bagi Anda yang biasa menggunakan Google Docs atau Google Sheets untuk mendukung aktivitas bekerja, itu juga contoh bahwa Anda sudah menggunakan layanan cloud computing.
Jenis-jenis Cloud Computing
Cloud computing terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan model penerapannya, terbagi menjadi public cloud, private cloud, dan hybrid cloud. Dikutip dari Microsoft Azure, berikut penjelasan mengenai perbedaan ketiganya.
- Public Cloud
Public cloud dimiliki dan dioperasikan oleh penyedia layanan cloud computing pihak ketiga, yang mengirimkan sumber daya komputasi mereka, seperti server dan storage, melalui Internet.
Microsoft Azure, AWS (Amazon Web Services) dan Google Cloud adalah contoh public cloud. Dengan public cloud, semua hardware, software, dan infrastruktur pendukung lainnya dimiliki dan dikelola oleh penyedia cloud. tadi
- Private Cloud
Private cloud mengacu pada sumber daya di cloud computing yang digunakan secara eksklusif oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Private cloud dapat secara fisik ditaruh di data center (pusat data) di tempat perusahaan beroperasi.
Beberapa perusahaan juga membayar penyedia layanan pihak ketiga untuk meng-hosting dari private cloud mereka.
Private cloud sendiri menjadi salah satu di mana layanan dan infrastruktur dipertahankan pada jaringan pribadi perusahaan.
- Hybrid Cloud
Hybrid Cloud menggabungkan public cloud dan private cloud, disatukan bersama oleh teknologi yang memungkinkan data dan aplikasi dibagikan di antara keduanya.
Dengan memungkinkan data dan aplikasi berpindah antara public cloud dan private cloud, hybrid cloud mampu memberi perusahaan fleksibilitas yang lebih besar, opsi penerapan yang lebih banyak, dan membantu mengoptimalkan infrastruktur, keamanan, dan compliance (kepatuhan) yang ada.
Selain berdasarkan model penerapan, layanan cloud computing juga memiliki pembagian berdasarkan model layanan yang diberikan.
Di antaranya terbagi atas Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS), dan Software as a Service (SaaS). Nah, berikut penjelasan lebih lengkapnya sebagaimana dirangkum dari AWS.
- Infrastructure as a Service (IaaS)
Infrastructure as a Service, berisi blok bangunan dasar untuk IT cloud dan biasanya menyediakan akses ke fitur jaringan, komputer (virtual atau pada hardward khusus), dan ruang penyimpanan data.
Infrastructure as a Service memberi Anda tingkat fleksibilitas tertinggi dan kontrol manajemen atas sumber daya IT Anda dan paling mirip dengan sumber daya IT yang ada yang banyak dikenal oleh departemen IT dan pengembang saat ini.
- Platform as a Service (PaaS)
Platform as a service menghilangkan kebutuhan perusahaan untuk mengelola infrastruktur yang mendasarinya (biasanya hardware dan sistem operasi), serta memungkinkan Anda berfokus pada penerapan dan pengelolaan aplikasi Anda.
Ini membantu Anda menjadi lebih efisien karena Anda tidak perlu khawatir tentang pengadaan sumber daya, perencanaan kapasitas, pemeliharaan perangkat lunak, patching, atau salah satu dari kerja berat yang tidak terdiferensiasi lainnya yang terlibat dalam menjalankan aplikasi Anda.
- Software as a Service (SaaS)
Software as a Service memberi Anda produk lengkap yang dijalankan dan dikelola oleh penyedia layanan.
Dalam kebanyakan kasus, orang yang merujuk ke Software as a Service mengacu pada aplikasi pengguna akhir.
Dengan penawaran SaaS, tidak perlu lagi memikirkan bagaimana pemeliharaan layanan atau bagaimana pengelolaan infrastruktur yang mendasarinya; Anda hanya perlu memikirkan bagaimana perangkat lunak itu digunakan.
Cara Kerja Cloud Computing
Bagaimana cara kerja sistem cloud computing? Untuk lebih memahami cara kerjanya, mari kita bagi sistem cloud computing dalam dua bagian: front end dan back end.
Sisi front end terdiri dari komputer klien dan aplikasi yang dibutuhkan untuk mengakses cloud computing. User interface dari setiap sistem cloud computing mungkin akan berbeda.
Layanan e-mail berbasis web, misalnya, memanfaatkan browser web sebagai “pintu masuk” pengguna ke sistem cloud computing milik penyedia layanan e-mail.
Sistem cloud computing lain mungkin menggunakan aplikasi yang berbeda untuk mengakses layanan cloud computing.
Di sisi back end, terdapat komputer, server, dan storage yang membentuk “awan” bagi layanan komputasi.
Sebuah server pusat bertugas mengelola sistem, yaitu memantau traffic dan permintaan klien untuk memasikan semua berjalan dengan lancar.
Server pusat ini mengikuti seperangkat aturan yang disebut protokol dan menggunakan software khusus yang disebut middleware.
Middleware memungkinkan komputer-komputer yang ada di jaringan untuk berkomunikasi satu sama lain.
Cloud computing menggunakan virtualisasi dalam menjalankan server. Seringkali, server tidak bekerja dengan kapasitas penuh.
Itu berarti ada processing power yang tidak terpakai dan terbuang percuma.
Dengan teknik yang disebut virtualisasi server, satu server fisik akan dibuat “berpikir” bahwa dirinya terdiri dari beberapa server yang berjalan dengan sistem operasi masing-masing.
Virtualisasi server dapat mengurangi kebutuhan lebih banyak server fisik dengan memaksimalkan output dari setiap server individu.
Di sisi storage, penyedia sistem cloud computing harus menyediakan setidaknya dua kali lipat jumlah storage yang dibutuhkan pelanggan karena harus membuat salinan data dan informasi serta menyimpannya di storage lain.
Salinan ini akan memungkinkan server pusat mengakses backup saat dibutuhkan. Membuat salinan data sebagai backup ini disebut redundancy.
Manfaat Menggunakan Cloud Computing
Cloud computing membawa sebuah perubahan besar, terutama pada cara pikir bisnis tentang sumber daya TI.
Inilah beberapa manfaat yang bisa diraih perusahaan atau organisasi dari implementasi cloud computing yang dirangkum dari berbagai sumber.
- Penghematan biaya
Cloud computing memungkinkan perusahaan mengganti biaya tetap dengan biaya variabel. Perusahaan akan membayar hanya untuk sumber daya TI yang mereka gunakan.
- Kecepatan
Karena sifatnya on demand dan umumnya tersedia secara swalayan, layanan cloud computing dapat menyediakan sumber daya komputasi dengan cepat.
- Ketangkasan
Selain memudahkan perusahaan menyediakan sumber daya di saat yang tepat dengan cepat, cloud computing juga memungkinkan perusahaan mengakses berbagai teknologi, termasuk teknologi terkini seperti AI (Artificial Intelligence).
Hal ini dapat meningkatkan ketangkasan (agility) dalam menghadapi perubahan dan tantangan bisnis.
- Skalabilitas global
Dengan cloud computing, perusahaan dapat menjangkau wilayah yang lebih luas dengan cepat, bahkan melakukan deployment secara global.
- Produktivitas
Bagi tim TI, cloud computing akan membebaskan mereka dari tugas-tugas, seperti setup hardware, patching software, instalasi software, dan sebagainya.
Walhasil, staf TI dapat memanfaatkan lebih banyak waktunya untuk melakukan hal-hal yang lebih strategis.
- Kinerja dan keamanan
Ketika pelanggan menggunakan layanan yang ditawarkan penyedia cloud artinya data dan aplikasi pelanggan akan ditempatkan di data center yang secara berkala diperbarui perangkat keras maupun perangkat lunaknya, serta mengikuti standar keamanan dan kepatuhan yang telah ditentukan.
- Keandalan
Cloud computing membuat pencadangan data, pemulihan data ketika terjadi bencana, dan kelangsungan bisnis lebih mudah dan lebih murah karena data dapat dicerminkan di beberapa situs di jaringan penyedia cloud computing.
4.INFORMATION SECURITY
information security, atau yang biasa disebut juga dengan InfoSec adalah proses dan perangkat yang didesain untuk melindungi informasi penting dan rahasia suatu bisnis dari terjadinya modifikasi dan kerusakan.
Selain itu, information security juga bisa diartikan sebagai perlindungan kepada informasi atau sistem informasi dari akses, penggunaan, gangguan, modifikasi, dan perusakan yang tidak diizinkan.
Terkadang, banyak orang yang tidak bisa membedakan information security dengan cybersecurity.
InfoSec adalah bagian krusial dari cybersecurity yang merupakan proses yang didesain khusus untuk keamanan data. Cybersecurity merupakan istilah yang lebih general dibandingkan InfoSec.
Secara khusus, terkadang ada pekerjaan untuk menangani information security. Jenisnya bisa beragam, terlepas dari itu, menurut Infosec Institute, beberapa pekerjaan ini membutuhkan latar belakang programmer yang kuat.
Berikut adalah beberapa jenis dari InfoSec:
1. Application security
Application security atau kemanan aplikasi mencakup kerentanan software di aplikasi web dan mobile serta programming interfaces (APIs).
Kerentanan ini biasa ditemukan di otentikasi atau otorisasi pengguna. Selain itu, bisa pula ditemukan di integritas kode dan konfigurasi, serta kebijakan dan prosedur.
Kerentanan aplikasi mengakibatkan rentannya terjadi pelanggaran information security yang signifikan. Application security merupakan salah satu perimeter penting dalam InfoSec.
2. Cloud security
Cloud security atau keamanan cloud berfokus pada pembuatan hosting aplikasi yang aman. Hal ini termasuk saat berhubungan dengan aplikasi cloud pihak ketiga.
“Cloud” sendiri artinya adalah aplikasi beroperasi dengan sistem berbagi atau shared environment.
Perusahaan dan bisnis perlu memastikan bahwa terdapat batasan dan isolasi yang aman di antara proses pembagian ketika menggunakan cloud.
3. Kriptografi
Enkripsi data saat sedang diproses membantu memastikan kerahasiaan dan integritas data. Tanda tangan digital biasanya digunakan dalam kasus kriptografi untuk memvalidasi keaslian data.
Oleh karena itu, kriptografi dan enkripsi menjadi sangat penting. Salah satu contoh dari kriptografi adalah Advanced Encryption Standard (AES).
4. Keamanan Infrastruktur
Keamanan infrastruktur berkaitan dengan perlindungan jaringan internal dan ekstranet seperti laboratorium, pusat data, server, desktop, dan perangkat seluler.
5. Respons insiden
Respons insiden berfungsi memantau dan menyelidiki perilaku serta aktivitas yang berbahaya atau mencurigakan.
Untuk mencegah pelanggaran, staf IT harus memiliki rencana insiden untuk mengatasi ancaman yang ada dan memulihkan jaringan.
Selain itu, rencana tersebut perlu meliputi menciptakan sistem yang dapat menyimpan data untuk digunakan dalam analisis forensik dan penuntutan yang mungkin terjadi.
Data ini dapat juga digunakan untuk membantu mencegah pelanggaran lebih lanjut dan menemukan penyerang.
6. Manajemen kerentanan
Manajemen kerentanan adalah proses pemindaian lingkungan untuk menemukan titik-titik lemah dan memprioritaskan perbaikan berdasarkan risiko.
Di banyak jaringan, bisnis terus menambahkan aplikasi, pengguna, infrastruktur, dan lain-lain.
Oleh karena itu, penting untuk selalu memindai jaringan secara konstan sehingga dapat mengetahui jika ada potensi terjadinya kerentanan.
Menemukan kerentanan di awal dapat menghemat biaya besar dikeluarkan ketika pelanggaran sudah terjadi.


.jpeg)